Rasio-Rasio Keuangan
RASIO-RASIO KEUANGAN
Untuk menilai apakah kinerja
keuangan suatu perusahaan baik atau tidak,manajer perusahaan akan melirik pada
lima ukuran utama dari kinerja keuangan perusahaan yaitu profitability ratio,liquidity ratio,leverage ratio,actifity ratio dan market ratio. Rasio-rasio tersebut dihitung dengan menggunakan
bahan-bahan perhitungan yang ada di laporan keuangan perusahaan yakni neraca (balance sheet) dan laporan laba rugi (income statement).
Profitability Ratio
Termasuk ke dalam alat ukur profitabilitas perusahaan antara
lain adalah return on investment (ROI)
yang dirumuskan sebagai berikut:
Net
profit before taxes
Return on investment =
Total Assets
Rasio ini mengukur seberapa baik manajer perusahaan
menggunakan sumber daya perusahaan untuk menghaislkan laba.
Liquidity Ratio
Rasio likuiditas menunjukan sjauh mana perusahaan memiliki
aset lancar yang dapat digunakan untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang
akan jatuh tempo. Termasuk ke dalam rasio ini antara lain current ratio dan quick ratio.
Current Assets
(i) current ratio
=
Current
Liability
Rasio ini
mengukur sejauh mana perusahaan memiliki aset lancar yang dapat digunakan untuk
menutupi utang jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Curret Assets - Inventory
(ii) quick ratio =
Current
Liabilities
Raiso ini
menunjukan sejauh mana perusahaan dapat membayar kewajiban utang jangka
pendeknya yang jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar, tanpa harus menjual
persediaan (inventory) sebagai salah
satu bagian dari aset lancar.
Leverage Ratio
Rasio ini mengukur berapa besar utang yang digunakan oleh
perusahaan untuk membiayai total aset. Semakin besar utang yang digunakan maka
semakin besar pula risiko yang akan dihadapi perusaaan dalam memenuhi kewajiban
kontraktual dengan para kreditor. Tetapi disisi lain, penggunaan utang
(misalnya pinjaman dari bank) juga dapat memperbesar tingkat pengembalian yang
diperoleh oleh perusahaan dibandingkan bila seluruh aset perusahaan dibiayai
oleh modal sendiri (equity). Dengan
demikian didalam leverage ratio terkandung risiko sekaligus kemungkian
peningkatan pengembalian (return) yang
akan diperoleh perusahaan melalui penggunaan utang (Gitman, 2006 : 62).
Beberapa rasio yang termasuk kedalam kelompok leverage ratio antara lain debt
ratio dan times interest earned
ratio.
Total Liabilities
(i) debt ratio =
Total Assets
Rasio ini
mengukur proporsi total aset yang dibiayai oleh utang,dimana semakin besar
rasionya maka semakin besar pula proporsi dana pihak lain yang digunakan olaeh
peusahaan untuk menghasilkan laba.
Earnings
before interest and taxes
(ii) times
interest earned ratio =
Interest
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban bunga yang timbul akibat utang sepanjang jangka waktu pinjaman.
Semakin besar nilai rasionya,maka semakin baik kemapuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban kontraktualnya dalam bentuk pembayaran bunga secara berkala.
Activity Ratio
Rasio ini mengukur berapa cepat berbagai akun yang ada dalam
neraca, terutama yang berbentuk akun lancar (current
accounts) dapat berubah menjadi penjualan atau kas. Berbagai current account yang dimaksud mencakup
persediaan (inventory),piutang (accounts
receivable) dan utang lancar (accounts
payble) (Gitman, 2006). Beberapa contoh rasio keuangan yang termasuk ke
dalam activity ratio antara lain
adalah inventory turnover dan average collection period.
Cost Of Goods Sold
(i) inventory
turnover =
Inventory
Rasio ini mengukur tingkat efisiensi yang dilakukan oleh
manajer didalam mengubah persediaan menjadi penjualan. Semakin tinggi rasio ini
maka semakin sering persediaan
perusahaan berubah menjadi penjualan. Sebaliknya, semakin kecil rasio ini
berarti semakin lama persediaan perusahaan berada dalam bentuk persediaan
sebelum dapat terjual.
Account Receivable
(ii) Average
Collection Period =
Average Sales per Day
Rasio ini mengukur berapa lama waktu yang diperlukan oleh
perusahaan untuk dapat menagih piutang dari para debitor yang membeli secara
kredit. Bila average collection period masih
berada dibawah jangka waktu kredit yang diberikan perusahaan, maka perusahaan
dapat dikatakan efektif dalam melakukan manajemen piutang. Tetapi apabila rasio
average collection period lebih lama
dibandingkan jangka waktu kredit yang diberikan, maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan tidak efektif didalam mengelola manajemen piutangnya.
Market Ratio
Rasio ini dihitung
dengan menghubungkan nilai pasar perusahaan yang tercemin dari harga jual saham
perusahaan dipasar saat ini dengan nilai-nilai akutansi tertentu. Rasio ini
akan memberikan gambaran mengenai seberapa baik investor dipasar modal menilai
kinerja dan resiko perusahaan saat ini. Beberapa rasio yang sering digunakan
untuk kategori market ratio antara lain price earning ratio (P/E ratio) dan
market/book ratio (M/B ratio)
Market
Price per Share of Common Stock
(i) P/E Ratio =
Earnings
per Share
Rasio ini mengukur jumlah uang yang bersedia dibayarkan oleh
investor untuk setiap rupiah pendapatan perusahaan. Semakin tinggi P/E ratio
yang dimiliki perusahaan, maka hal tersebut menunjukan bahwa investor berani
membayar setiap rupiah laba (earning)
perusahaan dengan jumlah uang yang lebih besar.
Market Price per Share of Common Stock
(ii) M/B Ratio =
Book Value per Share of Common Stock
Rasio ini mengukur sejauh mana investor menilai kinerja
perusahaan dengan melihat hubungan antara nilai pasar saham perusahaan dengan
nilai bukunya. Semakin tinggi M/B ratio maka hal tersebut menunjukan bahwa
investor memiliki kepercayaan terhadap perusahaan yang tercemin dari kesediaan
mereka membayar saham perusahaan lebih tinggi dibanding nilai bukunya.
Rasio-rasio keuangan tersebut akan memiliki arti apabila
rasio keuangan suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain yang
bergerak dalam bidng industri yang sama. Sebagai contoh bila perusahaan
memproleh ROI lebih besar dibandingkan ROI yang diperoleh rata-rata perusahaan
lainnya dalam satu industri, maka bisa dikatakan bahwa perusahaan memiliki superior return.
SUMBER :
Solihin, Ismail. 2014. Pengantar Bisnis. Jakarta : Penerbit
Erlangga
Komentar
Posting Komentar